Jumat, 23 Oktober 2015

laporan kimia




LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Oleh    :

Nama                                      : Dodi Andika
NPM                           :  E1I014031
Prodi                           :  Ilmu Kelautan
Kelompok                  : 9
Hari/Jam                    : Selasa, Pukul 12:00-13:40
Tanggal                      : 24 Maret 2015
Ko-Ass                                    : 1.Sondang L.Nadapdap
                                       2. Setestia N. Pane
Dosen Pembimbing   :  Dra. Devi Silsila, Msi
Objek Praktikum      : CARA-CARA MENYATAKAN                                                                       KONSENTRASI LARUTAN



PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Larutan adalah campuran homogen antara duaa zat atau lebih , yang memiliki komposisi merata atau serba sama diseluruh bagian volumenya. Disebut campuran  karena susunannya atau komposisinya dapat berubah. Disebut homogen karena  sususnannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian bagian yang berlainan, bahkan dengan microskop optis sekalipun. Larutan terbentuk karena komponen komponen larutan terdispresi menjadi atom atau molekul atau ion sehingga dapat bercampur baur.
Fase larutan dapat dapat berwujud gas ,padat atau cair.larutan gas misalnya udara. Larutan padat misalnya perunggu,amalgam, dan paduan logam lain. Larutan cair misalnya air laut,larutan gula dalam air.larutan terdiri atas dua komponen ,yaitu pelarut (solvent) dan zat terlarut(solute). Pelarut meruypakan komponen yang lebih banyak, atau komponen yang menentukan keadaan larutan , sedangkan zat terlarut adalah komponen dengan jumlah yang sedikit.
Sifat sifat larutan yang berwujud cair :
1.Ukuran partikel 1 A 0 – 10 0 atau  10-8 – 10-7 cm,sehingga tidak dapat dipisahkan dengan kertas saring
2.Ada yang berwarna dan tidak berwarna
3. Tembus cahaya/ transparan
4. Larutan berupa ion
Dapat dipisahkan secara destilasi , yaitu pemisahan berdasarkan titik didih.

1.2 Tujuan Percobaan :
·         Menjelaskan berbagai satuan konsentrasi larutan.
·         Mampu membuat larutan pada berbagai konsentrasi.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat berpariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sebagian kecil solute, relative terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut. Sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut (Baroroh, 2004).
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air (H2O), selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alcohol, amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan (Gunawan, 2004).
Larutan gas dibuat dengan mencampurkan  suatu gas dengan gas lainnya. Karena semua gas bercampur dalam semua perbandingan, maka setiap campuran gas adalah homogen ia merupakan larutan.
Larutan cairan dibuat dengan melarutkan gas, cairan atau padatan dalam suatu cairan. Jika sebagian cairan adlah air, maka larutan disebut larutan berair.
Larutan padatan adalah padatan-padatan dalam mana satu komponen terdistribusi tak beraturan pada atom atau molekul dari komponen lainnya (Syukri, 1999).
Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarut pada temperatur tertentu disebut larutan jenuh. Sebelum mencapai titik jenuh larutan tidak jenuh.
Kadang-kadang dijumpai suatu keadaan dengan  zat terlarut dalam larutan lebih banyak daripada zat terlarut yang seharusnya dapat melarut pada temperature tersebut. Larutan yang demikian disebut larutan lewat jenuh.(syukri,1999)
Banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh, daalam jumlah tertentu pelarut pada temperatur konstan disebut kelarutan. Kelarutan suatu zat bergantung pada sifat zat itu, molekul pelarut,  temperature dan tekanan. Meskipun larutan dapat mengandung banyak komponen, tetapi pada tinjauan ini hanya dibahas larutan yang mengandung dua komponen. Yaitu larutan biner. Komponen dari larutan biner yaitu pelarut dan zat terlarut.(syukri.1999)
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut, efek ion sejenis, efek ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain-lain (Khopkar, 2003).
Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi. Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume (berat , mol) tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan persen massa dan persen volume (Baroroh, 2004).














BAB III
METODELOGI
3.1 Alat dan Bahan
·       Pipet ukur
·         Pipet gondok
·         Neraca analitik
·         Botol semprot
·         Kaca arloji
·         Labu ukur
·         Bola hisap
·         Sikat tabung reaksi
·       Corong
·       H2SO4
·       NaCl
·       NaOH
·       Etanol
·       KIO3
·       HCL
·       Asam Oksalat
·       Urea
3.2 Cara Kerja
1.      Membuat Larutan NaCl 1%
Ditimbang sebanyak 0,5 gram NaCl dengan neraca analtik, kemudian dilarutkan dengan aquades di dalam labu ukur 50 ml, sampai tanda batas.
2.      Membat Larutan Etanol 5%
Dipipet sebanyak 2,5 ml etanol absolute dengan pipet ukur, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml. Tambahkan aquades sampai tanda batas. Kocok sampai homogen.
3.      Membuat Larutan 0,01 m KIO3 (Mr. 214 gram/mol)
Ditimbang sebanyak 0,107 gram KIO3 dengan neraca analitik, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml, dilarutkan dengan aquades (aquades ditambahkan sampai tanda batas).
4.      Membuat Larutan 0,1 M H2SO4 (Mr. 98 gram/mol)
Di pipet sebanyak 0,5 ml H2SO4 dengan pipet ukur, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50  ml sampai tanda batas.
ü  Labu ukur 50 ml diisi terlebih dahulu dengan aquades, kira-kira 25 ml, selanjutnya baru di pipetkan H2SO4  ke dalam labu ukur, selanjutnya ditambahkan lagi denngan aquades sampai tanda batas. Cara ini berlaku untuk membuat larutan asam kuat dan basa kuat yang lain.
5.      Membuat Larutan 0,1 N HCL (Mr. 36,5 gram/mol)
Dipipet sebanyak 0,415 ml HCL 37% dengan pipet ukur,  kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
6.      Membuat Larutan 0,1 N Asam Oksalat (Mr. H2C2O4.2H2O. 126 gram/mol)
Ditimbang 0,3151 gram asam oksalat dengan neraca analitik, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
7.      Membuat Larutan 1 N NaOH (Mr. 40 gram/mol)
Ditimbang 0,2 gram NaOH, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
8.      Membuat Larutan 1000 ppm Nitrogen (N2) (Mr. Urea 60 gram/mol)
Ditimbang 0,1086 gram urea kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengamatan
1.      Membuat Larutan NaCl 1%
Ditimbang sebanyak 0,5 gram NaCl dengan neraca analitik. Kemudian dilarutkan
dengan aquads di dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
2.      Membuat Larutan Etanol 5%
Dipipet sebanyak 50 ml etanol absolut dengan pipet ukur. Kemudian dimasukkan ke
dalam labu ukur 50 ml dan diencerkan dengan aquads sampai tanda batas
3.      Membuat larutan 0,01 M KIO3
Ditimbang sebanyak 0,107 gram KIO3 dengan neraca analitik kemudian
dimasukkan     ke dalam labu ukur 50 ml dan dilarutkan dengan aquades     sampai tanda batas
4.      Membuat Larutan 0,1 M H2SO4\
Dipipet sebanyak 0,5 ml H2SO4 dengan pipet ukur, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
5.      Membuat Larutan 0,1 N HCl
Dipipet sebanyak 0,415 ml HCl 37% dengan pipet ukur kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
6.      Membuat Larutan 0,1 N Asam Oksalat
Ditimbang 0,3151 gram asam oksalat dengan neraca analitik kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas
7.      Membuat Larutan 1 N NaOH
Ditimbang 0,2 gram asam oksalat dengan neraca analitik, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas
8.      Membuat Larutan 1000 ppm N2 dalam Urea
Ditimbang 0,1086 gram urea dengan neraca analitik kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
4.2 Pembahasan
1.      Membuat Larutan NaCl 1%
 % W/V = gram zat terlarut  * 100 %
                         ml larutan
1% = gram zat terlarut   *100%
                              50 ml
    100 gram = 50
                        = 50 / 100 = 0,5 gram

2.      Membuat Larutan Etanol 5%
% V/V = ml zat terlarut   * 100%
                        ml larutan
            5% = ml zat   *100%
                        50
100 ml = 250
                               ml = 2,5 ml

3.      Membuat larutan 0,01 M KIO3
M =gram zat terlarut           
     Mr  zat terlarut x liter larutan
      0,01 M = gram terlarut
                                  214 x 0,05 l
gram = 0,107 gram

4.      Membuat Larutan 0,1 M H2SO4
0,5 x 1,303 = 0,6515 gram
            M =  0,6515        = 0.6515   =  0,13 gram
                   98 x 0,05            4,9


5.      Membuat Larutan 0,1 N HCl
N = mol ekivalen zat terlarut ( Ek )            Ek = Gram zat terlarut
                      volume larutan                                            BE
BE = Mr / n                                         37 / 100 x 0,415 = 0,15355 gram
     = 36,5 / 1 = 36,5
Ek = 0,15355 gram  =  0,0042            N = 0,0042   =  0,08 N
                          36,5                                                0,05

6.      Membuat Larutan 0,1 N Asam Oksalat
BE = 126 / 2 = 63
 EK = 0,3151 / 63 = 0,005
   N  = 0,005 / 0,05 = 0,1

7.      Membuat Larutan 1 N NaOH
BE = 40 / 10 = 4
  Ek = 0,2 / 4 = 0,05
    N = 0,05 / 0,05 = 1

8.      Membuat Larutan 1000 ppm N2 dalam Urea
ppm =   0,1086   x 106 
                 50 gram
 ppm = 2172 / gram

Dari hasil perhitungan yang didapati, kami tidak dapat membandingkan dengan literatur lainnya, karena ketidaktersediaannya literatur yang membahas lengkap mengenai pembuatan larutan tersebut satu per satu. Akan tetapi di sini kami mendapati hasil yang tidak jauh berbeda dari Buku Penuntun Prakikum sendiri. Hanya, apabila terdapat kekeliruan, semata-mata faktor human error atau kesalahan pada saat perhitungan itu sendiri yang dilakukan praktikan. 

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
            Larutan gas dibuat dengan mencampurkan  suatu gas dengan gas lainnya. Karena semua gas bercampur dalam semua perbandingan, maka setiap campuran gas adalah homogen ia merupakan larutan. Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarut pada temperatur tertentu disebut larutan jenuh. Sebelum mencapai titik jenuh larutan tidak jenuh.

5.2 Saran
Pada saat praktikum berlangsung dan asisten menjelaskan materi praktikum,  suaranya mohon lebih jelas dan lebih kuat lagi.


BAB VI
JAWABAN PERTANYAAN
1. 80 gram H2SO4 dilarutkan dengan 120 gram air.
Diketahui : Mr. H2SO4 98 gram / mol             Mr air ( H2O ) 18 gram / mol
BJ H2SO4 1303 gram / ml                   BJ Air 1 gram / ml
Konsentrasi H2SO4 100 %
Mr. air 18
A . Persen Berat = masa zat terlarut  x 100%   =  80 x 100%
Massa pelarut              120
                        = 8000 / 120 = 66,69 %
B .  Molalitas ( m ) = mol zat terlarut   =  98 gram / mol
kg pelarut              0,12 kg
= 816,67 mol / 1000 gram
C .   Molaritas ( M ) = mol zat terlarut
          Liter larutan
               V terlarut = 80 gram / 1,303 gram / ml = 61,39 ml
               V pelarut = 120 gram / 1 gram / ml = 120 ml
               V larutan = 181,39 ml = 0,18139 l
    M =   98 mol    =  540,27 mol / l
                        0,18139 l
D . Fraksi Mol zat terlarut
Mol terlarut = 0,816                Mol pelarut = 6,67
٭ X = jumlah mol terlarut   =  0,816  = 0,109
             jumlah mol larutan         7,48
٭X = Jumlah mol pelarut  =  6,67  = 0,89
         jumlah mol larutan       7,48
2. Lengkapi tebel dibawah ini
Zat
Terlarut
Gram Zat
Terlarut
Mol Zat
Terlarut
VolumeLarutan
Molaritas
NaNO3
25
A. 0,29
B. 0,241 L
1,2
NaNO3
C. 31,28 gram
D. 0, 368
16 liter
0,023
KBr
91
E. 0,76 mol
450 ml
F. 1,699 mol / l
KBr
G. 49,98 gram
0,42
H.
1,8
A.    Mol zat terlarut = massa / Mr  = 25 / 85 = 0,29
B.     M = mol zat terlarut
                Liter larutan
   1,2 =      0,29
             liter larutan
   Liter larutan = 0,29 / 1,2  = 0,241 L = 241, 167 ml
C.     Mol = massa zat terlarut
                       Mr
   0,368 = massa terlarut / 85
   massa terlarut = 31,28 gram
D.    M = mol zat terlarut
                Liter larutan
   0,023 = mol / 16
    mol = 0,368
E.     Mol zat terlarut = gram zat terlarut
                                                Mr
                             = 91 / 119 = 0,76 mol
F.      M = Mol zat terlarut
                  Liter larutan
 = 0, 76 mol / 0,45 l = 1,699 mol / l
G.    Mol zat terlarut = gram zat terlarut
                                                Mr
                        0,42     = Gram terlarut / 119
                        gram terlarut = 49,98 gram
H.    M = mol zat terlarut
                Liter larutan
1,8 = 0,42 / liter larutan
liter larutan = 0,42 / 1,8 = 0, 233 l

DAFTAR PUSTAKA
Baroroh, Umi L.U. 2004. Diktat Kimia Dasar 1. Universitas Lambung Mangkurat : Banjar Baru
Gunawan, Adi dan Roeswati. 2004. Tangkas Kimia. Kartika : Surabaya
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitasn Indonesia : Jakarta
Syukri, 1999. Kimia Larutan. Citra Aditya Bakti : Bandung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar