LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
Oleh :
Nama
: Dodi Andika
NPM :
E1I014031
Prodi :
Ilmu Kelautan
Kelompok : 9
Hari/Jam : Selasa, Pukul 12:00-13:40
Tanggal
: 24 Maret 2015
Ko-Ass
: 1.Sondang L.Nadapdap
2. Setestia N. Pane
Dosen Pembimbing :
Dra. Devi Silsila, Msi
Objek
Praktikum :
CARA-CARA MENYATAKAN KONSENTRASI
LARUTAN
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Larutan adalah campuran homogen
antara duaa zat atau lebih , yang memiliki komposisi merata atau serba sama
diseluruh bagian volumenya. Disebut campuran
karena susunannya atau komposisinya dapat berubah. Disebut homogen
karena sususnannya begitu seragam
sehingga tidak dapat diamati adanya bagian bagian yang berlainan, bahkan dengan
microskop optis sekalipun. Larutan terbentuk karena komponen komponen larutan
terdispresi menjadi atom atau molekul atau ion sehingga dapat bercampur baur.
Fase larutan dapat dapat berwujud
gas ,padat atau cair.larutan gas misalnya udara. Larutan padat misalnya
perunggu,amalgam, dan paduan logam lain. Larutan cair misalnya air laut,larutan
gula dalam air.larutan terdiri atas dua komponen ,yaitu pelarut (solvent) dan
zat terlarut(solute). Pelarut meruypakan komponen yang lebih banyak, atau
komponen yang menentukan keadaan larutan , sedangkan zat terlarut adalah
komponen dengan jumlah yang sedikit.
Sifat sifat larutan yang berwujud
cair :
1.Ukuran partikel 1 A 0 – 10 0
atau 10-8 – 10-7
cm,sehingga tidak dapat dipisahkan dengan kertas saring
2.Ada yang berwarna dan tidak berwarna
3. Tembus cahaya/ transparan
4. Larutan berupa ion
Dapat dipisahkan secara destilasi , yaitu pemisahan
berdasarkan titik didih.
1.2 Tujuan Percobaan :
·
Menjelaskan berbagai
satuan konsentrasi larutan.
·
Mampu membuat larutan
pada berbagai konsentrasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Larutan didefinisikan sebagai
campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai
molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat berpariasi. Larutan dapat
berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung
sebagian kecil solute, relative terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan
pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat
terlarut. Sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut
(Baroroh, 2004).
Pada umumnya zat yang digunakan
sebagai pelarut adalah air (H2O), selain air yang berfungsi sebagai pelarut
adalah alcohol, amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat, akan tetapi
kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan (Gunawan, 2004).
Larutan gas dibuat dengan mencampurkan suatu gas
dengan gas lainnya. Karena semua gas bercampur dalam semua perbandingan, maka
setiap campuran gas adalah homogen ia merupakan larutan.
Larutan cairan dibuat dengan
melarutkan gas, cairan atau padatan dalam suatu cairan. Jika sebagian cairan
adlah air, maka larutan disebut larutan berair.
Larutan padatan adalah padatan-padatan dalam mana satu
komponen terdistribusi tak beraturan pada atom atau molekul dari komponen
lainnya (Syukri, 1999).
Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarut pada
temperatur tertentu disebut larutan jenuh. Sebelum mencapai titik jenuh larutan
tidak jenuh.
Kadang-kadang dijumpai suatu keadaan
dengan zat terlarut dalam larutan lebih banyak daripada zat terlarut yang
seharusnya dapat melarut pada temperature tersebut. Larutan yang demikian
disebut larutan lewat jenuh.(syukri,1999)
Banyaknya zat terlarut yang dapat
menghasilkan larutan jenuh, daalam jumlah tertentu pelarut pada temperatur
konstan disebut kelarutan. Kelarutan suatu zat bergantung pada sifat zat itu,
molekul pelarut, temperature dan tekanan. Meskipun larutan dapat mengandung
banyak komponen, tetapi pada tinjauan ini hanya dibahas larutan yang mengandung
dua komponen. Yaitu larutan biner. Komponen dari larutan biner yaitu pelarut
dan zat terlarut.(syukri.1999)
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut, efek ion sejenis, efek ion
berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain-lain (Khopkar, 2003).
Untuk menyatakan komposisi larutan
secara kuantitatif digunakan konsentrasi. Konsentrasi didefinisikan sebagai
jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut, dinyatakan dalam
satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume (berat , mol)
tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi,
yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan
persen massa dan persen volume (Baroroh, 2004).
BAB
III
METODELOGI
3.1 Alat dan Bahan
·
Pipet ukur
·
Pipet gondok
·
Neraca analitik
·
Botol semprot
·
Kaca arloji
·
Labu ukur
·
Bola hisap
·
Sikat tabung reaksi
·
Corong
·
H2SO4
·
NaCl
·
NaOH
·
Etanol
·
KIO3
·
HCL
·
Asam Oksalat
·
Urea
3.2 Cara Kerja
1.
Membuat Larutan NaCl 1%
Ditimbang sebanyak 0,5 gram NaCl
dengan neraca analtik, kemudian dilarutkan dengan aquades di dalam labu ukur 50
ml, sampai tanda batas.
2.
Membat Larutan Etanol 5%
Dipipet sebanyak 2,5 ml etanol
absolute dengan pipet ukur, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml.
Tambahkan aquades sampai tanda batas. Kocok sampai homogen.
3.
Membuat Larutan 0,01 m KIO3
(Mr. 214 gram/mol)
Ditimbang sebanyak 0,107 gram KIO3
dengan neraca analitik, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml,
dilarutkan dengan aquades (aquades ditambahkan sampai tanda batas).
4.
Membuat Larutan 0,1 M H2SO4
(Mr. 98 gram/mol)
Di pipet sebanyak 0,5 ml H2SO4
dengan pipet ukur, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
ü
Labu ukur 50 ml diisi terlebih
dahulu dengan aquades, kira-kira 25 ml, selanjutnya baru di pipetkan H2SO4 ke dalam labu ukur, selanjutnya
ditambahkan lagi denngan aquades sampai tanda batas. Cara ini berlaku untuk
membuat larutan asam kuat dan basa kuat yang lain.
5.
Membuat Larutan 0,1 N HCL (Mr. 36,5
gram/mol)
Dipipet sebanyak 0,415 ml HCL 37%
dengan pipet ukur, kemudian diencerkan
dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
6.
Membuat Larutan 0,1 N Asam Oksalat
(Mr. H2C2O4.2H2O. 126 gram/mol)
Ditimbang 0,3151 gram asam oksalat
dengan neraca analitik, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50
ml sampai tanda batas.
7.
Membuat Larutan 1 N NaOH (Mr. 40
gram/mol)
Ditimbang 0,2 gram NaOH, kemudian
diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
8.
Membuat Larutan 1000 ppm Nitrogen (N2)
(Mr. Urea 60 gram/mol)
Ditimbang 0,1086 gram urea kemudian
diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN
PEMBAHASAN
4.1 Pengamatan
1.
Membuat Larutan NaCl 1%
Ditimbang sebanyak 0,5 gram NaCl dengan neraca
analitik. Kemudian dilarutkan
dengan aquads di dalam labu ukur 50 ml sampai
tanda batas.
2.
Membuat Larutan Etanol 5%
Dipipet sebanyak 50 ml etanol
absolut dengan pipet ukur. Kemudian dimasukkan ke
dalam labu ukur 50 ml dan
diencerkan dengan aquads sampai tanda batas
3.
Membuat larutan 0,01 M KIO3
Ditimbang sebanyak 0,107 gram
KIO3 dengan neraca analitik kemudian
dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml dan dilarutkan dengan aquades sampai tanda
batas
4.
Membuat Larutan 0,1 M H2SO4\
Dipipet sebanyak 0,5 ml H2SO4
dengan pipet ukur, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50
ml sampai tanda batas.
5.
Membuat Larutan 0,1 N HCl
Dipipet sebanyak 0,415 ml HCl
37% dengan pipet ukur kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50
ml sampai tanda batas.
6.
Membuat Larutan 0,1 N Asam Oksalat
Ditimbang 0,3151 gram asam
oksalat dengan neraca analitik kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu
ukur 50 ml sampai tanda batas
7.
Membuat Larutan 1 N NaOH
Ditimbang 0,2 gram asam
oksalat dengan neraca analitik, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu
ukur 50 ml sampai tanda batas
8.
Membuat Larutan 1000 ppm N2
dalam Urea
Ditimbang 0,1086 gram urea
dengan neraca analitik kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50
ml sampai tanda batas.
4.2 Pembahasan
1. Membuat Larutan NaCl
1%
% W/V = gram zat terlarut * 100 %
ml larutan
1% = gram zat terlarut *100%
50 ml
100 gram = 50
=
50 / 100 = 0,5 gram
2. Membuat Larutan
Etanol 5%
% V/V = ml zat terlarut * 100%
ml larutan
5% =
ml zat *100%
50
100 ml = 250
ml = 2,5 ml
3. Membuat larutan 0,01
M KIO3
M =gram zat terlarut
Mr zat terlarut x liter larutan
0,01 M = gram
terlarut
214 x 0,05 l
gram = 0,107 gram
4. Membuat Larutan 0,1 M
H2SO4
0,5 x 1,303 = 0,6515 gram
M = 0,6515 = 0.6515 =
0,13 gram
98 x 0,05 4,9
5. Membuat Larutan 0,1 N
HCl
N = mol ekivalen zat terlarut (
Ek ) Ek = Gram zat
terlarut
volume larutan BE
BE = Mr / n 37
/ 100 x 0,415 = 0,15355 gram
= 36,5 / 1
= 36,5
Ek = 0,15355 gram =
0,0042 N = 0,0042 =
0,08 N
36,5 0,05
6. Membuat Larutan 0,1 N
Asam Oksalat
BE = 126 / 2 = 63
EK = 0,3151 /
63 = 0,005
N = 0,005 / 0,05 = 0,1
7. Membuat Larutan 1 N
NaOH
BE = 40 / 10 = 4
Ek = 0,2 / 4 =
0,05
N = 0,05 /
0,05 = 1
8. Membuat Larutan 1000
ppm N2 dalam Urea
ppm = 0,1086 x 106
50 gram
ppm = 2172 /
gram
Dari hasil perhitungan yang
didapati, kami tidak dapat membandingkan dengan literatur lainnya, karena
ketidaktersediaannya literatur yang membahas lengkap mengenai pembuatan larutan
tersebut satu per satu. Akan tetapi di sini kami mendapati hasil yang tidak
jauh berbeda dari Buku Penuntun Prakikum sendiri. Hanya, apabila terdapat
kekeliruan, semata-mata faktor human error atau kesalahan pada saat perhitungan
itu sendiri yang dilakukan praktikan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Larutan gas
dibuat dengan mencampurkan suatu gas dengan gas lainnya. Karena semua gas
bercampur dalam semua perbandingan, maka setiap campuran gas adalah homogen ia
merupakan larutan. Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarut pada
temperatur tertentu disebut larutan jenuh. Sebelum mencapai titik jenuh larutan
tidak jenuh.
5.2 Saran
Pada saat praktikum berlangsung dan
asisten menjelaskan materi praktikum,
suaranya mohon lebih jelas dan lebih kuat lagi.
BAB VI
JAWABAN
PERTANYAAN
1. 80 gram H2SO4
dilarutkan dengan 120 gram air.
Diketahui : Mr. H2SO4 98 gram /
mol Mr air ( H2O )
18 gram / mol
BJ H2SO4 1303 gram / ml BJ Air 1 gram / ml
Konsentrasi H2SO4 100 %
Mr. air 18
A . Persen Berat = masa zat terlarut x 100%
= 80 x 100%
Massa pelarut 120
=
8000 / 120 = 66,69 %
B . Molalitas (
m ) = mol zat terlarut = 98 gram / mol
kg pelarut
0,12 kg
= 816,67 mol / 1000 gram
C . Molaritas ( M ) = mol zat terlarut
Liter
larutan
V terlarut = 80 gram / 1,303 gram / ml =
61,39 ml
V pelarut = 120 gram / 1 gram / ml = 120 ml
V larutan = 181,39 ml = 0,18139 l
M = 98 mol =
540,27 mol / l
0,18139
l
D . Fraksi Mol zat terlarut
Mol terlarut = 0,816 Mol
pelarut = 6,67
٭ X = jumlah mol terlarut = 0,816 = 0,109
jumlah mol larutan 7,48
٭X = Jumlah mol pelarut = 6,67 = 0,89
jumlah
mol larutan 7,48
2. Lengkapi
tebel dibawah ini
Zat
Terlarut
|
Gram Zat
Terlarut
|
Mol Zat
Terlarut
|
VolumeLarutan
|
Molaritas
|
NaNO3
|
25
|
A. 0,29
|
B. 0,241 L
|
1,2
|
NaNO3
|
C. 31,28 gram
|
D. 0, 368
|
16 liter
|
0,023
|
KBr
|
91
|
E. 0,76 mol
|
450 ml
|
F. 1,699 mol / l
|
KBr
|
G. 49,98 gram
|
0,42
|
H.
|
1,8
|
A. Mol zat terlarut = massa /
Mr = 25 / 85 = 0,29
B. M = mol zat terlarut
Liter larutan
1,2 = 0,29
liter larutan
Liter larutan
= 0,29 / 1,2 = 0,241 L = 241, 167 ml
C. Mol = massa zat terlarut
Mr
0,368 = massa
terlarut / 85
massa
terlarut = 31,28 gram
D. M = mol zat terlarut
Liter larutan
0,023 = mol /
16
mol = 0,368
E. Mol zat terlarut = gram
zat terlarut
Mr
= 91 / 119 = 0,76 mol
F. M = Mol zat
terlarut
Liter larutan
= 0, 76 mol /
0,45 l = 1,699 mol / l
G. Mol zat terlarut = gram zat
terlarut
Mr
0,42
= Gram terlarut / 119
gram
terlarut = 49,98 gram
H.
M = mol zat terlarut
Liter larutan
1,8 = 0,42 / liter larutan
liter larutan = 0,42 / 1,8 = 0, 233
l
DAFTAR
PUSTAKA
Baroroh, Umi
L.U. 2004. Diktat Kimia Dasar 1. Universitas Lambung Mangkurat : Banjar
Baru
Gunawan, Adi dan Roeswati. 2004. Tangkas Kimia.
Kartika : Surabaya
Khopkar, S.M.
1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitasn Indonesia : Jakarta
Syukri, 1999. Kimia Larutan. Citra Aditya Bakti
: Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar